IKLAN ATAS ARTIKEL
IKLAN 1
IKLAN TENGAH ARTIKEL
Terpopuler Hari Ini:
IKLAN TENGAH ARTIKEL 2Calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuding hastag #2019GantiPresiden menjadi penyebab kekalahan dia dan calon gubernur Deddy Mizwar. “Fenomena hastag #2019GantiPresiden yang membuat gelombang pasangan nomor 3 (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) mengalami kenaikan luar biasa. Itu engak main-main, harus cerdas dibaca. Kalau tidak cerdas dibaca, ini kita bisa tenggelam Golkar,” kata dia di Bandung, Jumat, 29 Juni 2018.
Dedi yang juga Ketua Partai Golkar Jawa Barat berujar, sejak Sudrajat-Syaikhu memperkenalkan hastag #2019GantiPresiden dalam debat publik di kampus Universitas Indonesia Depok yang berujung ricuh, ia sudah khawatir. “Orang mencaci maki mereka, (tapi) saya bilang, ini pinter,” katanya.
Menurut Dedi dampak hastag tersebut sudah dilihatnya sejak sebulan sebelum hari H pemungutan suara. Efeknya, suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) tergerus. “Sebulan terakhir ketika survei, saya turun jadi kedua. Saya sudah lihat ada perubahan pemilih nomor 3, dari 3 persen ke 6 persen, naik ke 10 persen. Pemilih saya turun dari 42 persen ke 37 persen, termasuk juga menggerus pemilih Ridwan Kamil,” kata dia.
Hitung cepat pemilihan gubernur Jawa Barat memperlihatkan suara Sudrajat-Syaikhu menembus 28 persen. “Dahsyat itu. Artinya ada gelombang yang lebih besar. Dalam posisi itu memang pasangan kami yang paling dirugikan karena saya dengan Deddy Mizwar memiliki kutub berbeda,” kata Dedi.
Dedi mengatakan Deddy Mizwar yang disokong Partai Demokrat berasal dari partai yang bukan penyokong Presiden Joko Widodo. Sebaliknya, dia dari Partai Golkar, partai yang mengumumkan mendukung kelanjutan pemerintahan Presiden Jokowi. “Demokrat tidak sejalan kalau dari sisi 2019 dengan Golkar,” kata dia.
Selain itu, menurut dia, basis pemilih Deddy Mizwar beririsan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjadi pendukung pemilihan gubernur Jawa Barat 2013 kala berpasangan dengan Ahmad Heryawan. “Secara emosional, Pak Deddy Mizwar itu berangkat dari emosinya Partai Keadilan Sejahtera. Satu irisan dengan pemilihnya Aher (Ahmad Heryawan). Basisnya di Bekasi, Depok, Bogor,” kata Dedi Mulyadi. tempo
Dedi yang juga Ketua Partai Golkar Jawa Barat berujar, sejak Sudrajat-Syaikhu memperkenalkan hastag #2019GantiPresiden dalam debat publik di kampus Universitas Indonesia Depok yang berujung ricuh, ia sudah khawatir. “Orang mencaci maki mereka, (tapi) saya bilang, ini pinter,” katanya.
Menurut Dedi dampak hastag tersebut sudah dilihatnya sejak sebulan sebelum hari H pemungutan suara. Efeknya, suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) tergerus. “Sebulan terakhir ketika survei, saya turun jadi kedua. Saya sudah lihat ada perubahan pemilih nomor 3, dari 3 persen ke 6 persen, naik ke 10 persen. Pemilih saya turun dari 42 persen ke 37 persen, termasuk juga menggerus pemilih Ridwan Kamil,” kata dia.
Hitung cepat pemilihan gubernur Jawa Barat memperlihatkan suara Sudrajat-Syaikhu menembus 28 persen. “Dahsyat itu. Artinya ada gelombang yang lebih besar. Dalam posisi itu memang pasangan kami yang paling dirugikan karena saya dengan Deddy Mizwar memiliki kutub berbeda,” kata Dedi.
Dedi mengatakan Deddy Mizwar yang disokong Partai Demokrat berasal dari partai yang bukan penyokong Presiden Joko Widodo. Sebaliknya, dia dari Partai Golkar, partai yang mengumumkan mendukung kelanjutan pemerintahan Presiden Jokowi. “Demokrat tidak sejalan kalau dari sisi 2019 dengan Golkar,” kata dia.
Selain itu, menurut dia, basis pemilih Deddy Mizwar beririsan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjadi pendukung pemilihan gubernur Jawa Barat 2013 kala berpasangan dengan Ahmad Heryawan. “Secara emosional, Pak Deddy Mizwar itu berangkat dari emosinya Partai Keadilan Sejahtera. Satu irisan dengan pemilihnya Aher (Ahmad Heryawan). Basisnya di Bekasi, Depok, Bogor,” kata Dedi Mulyadi. tempo
IKLAN 1
Dedi Mulyadi: Kalah Akibat #2019GantiPresiden, Golkar Harus Cerdas atau Tenggelam
Reviewed by Meme Politik Indonesia
on
Juni 30, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: