IKLAN ATAS ARTIKEL
IKLAN 1
IKLAN TENGAH ARTIKEL
Terpopuler Hari Ini:
IKLAN TENGAH ARTIKEL 2Ahli Hukum dan Tata Negara membatah segala tudingan yang menyebut dirinya kerap membela Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Youtube ILC dengan judul "BPIP: Apa Pentingnya Buat Kita?" yang diunggah pada Selasa (5/6/2018).
Mulanya, Mahfud MD menjelaskan sejarah berdirinya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
"BPIP ini merupakan ide pemerintah Presiden Jokowi untuk menjawab follow up dari pertemuan 7 lembaga negara di tahun 2011, itu sebelum pak Jokowi jadi presiden, masih di era pak SBY, saat itu ada keprihatinan, reformasi 10 tahun namun nilai pancasila sudah mulai luntur," ujarnya.
Mahfud MD menceritakan bahwa saat itu, pak SBY menyimpulkan pemerintah harus memberikan pengarahan kepada masyarakat soal pancasila.
Guru Besar UII itu juga mengatakan dari hasil pertemuan itu, MPR membuat 4 pilar kebangsaan.
Lalu, MK membuat pusat studi pancasila dan konstitusi dan saat ini masih terus berjalan, gedunganya di Cisarua.
Namun, menurutnya, di pemerintah sosialisasi pancasila macet.
"Saat itu, pemerintah mau memberikan kewenangan pancasila ke Lemhanas, tapi Lemhanas tidak mau takut dituduh jadi BP7, sehingga pemerintah tidak berbuat apa-apa samapi SBY berhenti," ujarnya.
Setelah itu, Mahfud MD menilai adanya pengikisan nilai-nilai pancasila.
Data itu, Mahfud MD dapatkan melalui beberap survei.
"87 persen penduduk menghendaki pancasila, 9 persen ingin pancasila diganti negara islam, 9 persen itu jumlahnya 24 juta penduduk, sementara 4 persen bilang tidak tahu" ujar mantan ketua MK.
Setelah itu, Mahfud membeberkan jika 101 masjid yang didirikan oleh BUMN, 41 khatib ceramahnya intolen, 8 orang dari 41 itu dan tidak mau negara kebangsaan.
Setelah itu, mahfud membeberkan penelitian Haedar Nasir yang mengatakan gerakan mengubah pancasila menjadi negara islam ada tiga yaitu HTI, Majelis Mujahidin Indonesia dan KPPSI di Sulawsi Selatan.
Setelah itu, Mahfud MD menyebut jika ketidakadilan membuat sekelompok orang ikut bersama orang orang radikal.
"Saya juga terkadang berteriak, seorang yang ingin berterika sebagain besar karena ingin protes, karena merasa tidak ada keadilan di negeri ini," ujar Mahfud.
Setelah itu, Mahfud MD membantah jika ia kerap membela Jokowi.
"Saudara jangan katakan, sekarang Mahfud MD kerap membela Jokowi sejak diangkat jadi BPIP, lalu sering membenarkan, itu tidak benar, tahun-tahun sebelumnya saya sudah menuliskan tentang pancasila, sejak tahun 2007," ujar Mahfud.
Mahfud mengaku ia ikut BPIP karena hal itu merupakan idenya yang ia tulis sejak 2003.
Terkait dirinya yang dituding membela Jokowi, Mahfud membantah dengan keras.
"Mana saya bela pak Jokowi, kapan, dimana, nggak ada, saya tidak pernah mengecam tapi ini ide saya, karena BPIP ini benar menurut saya," ujarnya.
Mahfud lantas membeberkan jika dirnya juga kerap mengkritik pemerintah, misalnya korupsi EKTP yang dilakukan oleh Setya Novanto.
trb
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Youtube ILC dengan judul "BPIP: Apa Pentingnya Buat Kita?" yang diunggah pada Selasa (5/6/2018).
Mulanya, Mahfud MD menjelaskan sejarah berdirinya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
"BPIP ini merupakan ide pemerintah Presiden Jokowi untuk menjawab follow up dari pertemuan 7 lembaga negara di tahun 2011, itu sebelum pak Jokowi jadi presiden, masih di era pak SBY, saat itu ada keprihatinan, reformasi 10 tahun namun nilai pancasila sudah mulai luntur," ujarnya.
Mahfud MD menceritakan bahwa saat itu, pak SBY menyimpulkan pemerintah harus memberikan pengarahan kepada masyarakat soal pancasila.
Guru Besar UII itu juga mengatakan dari hasil pertemuan itu, MPR membuat 4 pilar kebangsaan.
Lalu, MK membuat pusat studi pancasila dan konstitusi dan saat ini masih terus berjalan, gedunganya di Cisarua.
Namun, menurutnya, di pemerintah sosialisasi pancasila macet.
"Saat itu, pemerintah mau memberikan kewenangan pancasila ke Lemhanas, tapi Lemhanas tidak mau takut dituduh jadi BP7, sehingga pemerintah tidak berbuat apa-apa samapi SBY berhenti," ujarnya.
Setelah itu, Mahfud MD menilai adanya pengikisan nilai-nilai pancasila.
Data itu, Mahfud MD dapatkan melalui beberap survei.
"87 persen penduduk menghendaki pancasila, 9 persen ingin pancasila diganti negara islam, 9 persen itu jumlahnya 24 juta penduduk, sementara 4 persen bilang tidak tahu" ujar mantan ketua MK.
Setelah itu, Mahfud membeberkan jika 101 masjid yang didirikan oleh BUMN, 41 khatib ceramahnya intolen, 8 orang dari 41 itu dan tidak mau negara kebangsaan.
Setelah itu, mahfud membeberkan penelitian Haedar Nasir yang mengatakan gerakan mengubah pancasila menjadi negara islam ada tiga yaitu HTI, Majelis Mujahidin Indonesia dan KPPSI di Sulawsi Selatan.
Setelah itu, Mahfud MD menyebut jika ketidakadilan membuat sekelompok orang ikut bersama orang orang radikal.
"Saya juga terkadang berteriak, seorang yang ingin berterika sebagain besar karena ingin protes, karena merasa tidak ada keadilan di negeri ini," ujar Mahfud.
Setelah itu, Mahfud MD membantah jika ia kerap membela Jokowi.
"Saudara jangan katakan, sekarang Mahfud MD kerap membela Jokowi sejak diangkat jadi BPIP, lalu sering membenarkan, itu tidak benar, tahun-tahun sebelumnya saya sudah menuliskan tentang pancasila, sejak tahun 2007," ujar Mahfud.
Mahfud mengaku ia ikut BPIP karena hal itu merupakan idenya yang ia tulis sejak 2003.
Terkait dirinya yang dituding membela Jokowi, Mahfud membantah dengan keras.
"Mana saya bela pak Jokowi, kapan, dimana, nggak ada, saya tidak pernah mengecam tapi ini ide saya, karena BPIP ini benar menurut saya," ujarnya.
Mahfud lantas membeberkan jika dirnya juga kerap mengkritik pemerintah, misalnya korupsi EKTP yang dilakukan oleh Setya Novanto.
trb
IKLAN 1
Dianggap selalu Bela Presiden Jokowi, Ini Jawaban Telak Prof Mahfud MD
Reviewed by Bang Sarap
on
Juni 05, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: