IKLAN ATAS ARTIKEL
IKLAN 1
IKLAN TENGAH ARTIKEL
Terpopuler Hari Ini:
IKLAN TENGAH ARTIKEL 2PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar. Mulai 1 Juli, harga Pertamax Cs di beberapa wilayah mengalami kenaikan.
Dikutip laman Pertamina, harga Pertamax di Jakarta per 1 Juli sebesar Rp 9.500 per liter atau naik Rp 600 dibanding sebelumnya Rp 8.900 per liter.
Harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 10.700 per liter dari sebelumnya Rp 10.100 per liter. Harga Dexlite naik menjadi Rp 9.000 per liter dari sebelumnya Rp 8.100 per liter. Selanjutnya, Pertamina Dex naik Rp 500 dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500.
Sementara, harga bahan bakar Pertalite, Pertamax Racing, dan Solar non subsidi tak mengalami perubahan harga.
Kenaikan harga ini menyita perhatian masyarakat. Sebab, Pertamina seolah tak memberi sinyal akan kenaikan tersebut. Apa sebabnya? Apakah kenaikan Pertamax Cs di semua wilayah? Berikut berita selengkapnya:
Beberapa jenis BBM di sejumlah mengalami kenaikan. Jenis BBM yang mengalami kenaikan itu yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Sedangkan, Premium dan Solar yang diatur pemerintah harganya tetap.
"Premium tetap, karena Premium dan Solar itu jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP), itu ditetapkan oleh pemerintah," kata VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (2/6/2018).
"Premium tetap karena Premium kan pemerintah yang menetapkan harganya tetap, solar juga tetap. Yang disesuaikan hanya Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Hanya 4 itu saja," sambungnya.
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, Pertamina tidak berkewajiban melakukan sosialisasi untuk menaikkan harga bahan bakar tersebut. Terkait kenaikan harga bahan bakar ini, Pertamina mengacu Perpres 191 Tahun 2014 yang telah direvisi dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34 Tahun 2018.
Adiatma mengatakan, terkait penetapan harga dilakukan oleh badan usaha. Kemudian, badan usaha melaporkannya ke Kementerian ESDM.
"Untuk aturan apakah perlu sosialisasi atau tidak, itu kan patuh undang-undang kemudian Perpres 191 yang direvisi, kemudian Permen 34 itu tidak dibutuhkan sosialisasi," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Senin (2/7/2018).
Kenaikan harga bahan bakar itu juga seperti yang dilakukan oleh badan usaha lain. Bahkan, kompetitor seperti Total dan Shell sudah lebih dulu menaikan harga.
"Sama dengan kompetitor kalau naikin nggak usah sosialisasi, pers release, dan mereka sudah naikin di awal Juni sebelum mudik," kata dia.
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, harga Pertamax Cs di Indonesia bagian timur mengalami penurunan harga.
"Untuk daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo harga Pertamax diturunkan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan BBM berkualitas dan disesuaikan dengan daya beli sasyarakat. Sebagai contoh di Maluku dan Papua, harga Pertamax diturunkan menjadi Rp 9.700/liter," kata dia kepada detikFinance, Senin (2/7/2018).
Berikut datanya:
1. Nusa Tenggara Timur: Pertamax Rp 9.600 turun ke Rp 9.500
Pertamax Turbo Rp 11.650 turun ke Rp 10.700
2. Gorontalo: Pertamax Rp 9.800 turun ke Rp 9.700
Pertamax Turbo Rp 11.300 turun ke Rp 10.900
3. Maluku: Pertamax Rp 10.250 turun ke Rp 9.700
4. Maluku Utara: Pertamax Rp 11.750 turun ke Rp 9.700
5. Papua: Pertamax Rp 11.050 turun ke Rp 9.700
6. Papua Barat: Pertamax Rp 11.550 turun ke Rp 9.700
Adiatma menjelaskan, untuk penyesuaian harga BBM umum selengkapnya di beberapa daerah, bisa dilihat di website Pertamina yaitu https://www.pertamina.com/id/news-room/announcement/daftar-harga-bbk-tmt-1-juli-2018
PT Pertamina (Persero) tak khawatir konsumen meninggalkan produk Pertamax Cs usai menaikkan harganya di sejumlah wilayah. Perseroan yakin konsumen tetap memakai produk Pertamax Cs.
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, konsumen semakin lama semakin cerdas. Menurutnya, konsumen akan tetap menggunakan bahan bakar berkualitas baik seperti Pertamax karena memperhitungkan kebutuhan mesin.
"Karena konsumen makin cerdas dan sudah paham kualitas, mesin harus pakai RON tinggi, diharapkan menggunakan itu," ujar dia kepada detikFinance di Jakarta, Senin (2/7/2018).
Adiatma menjelaskan, naiknya harga Pertamax Cs mempertimbangkan harga minyak mentah dunia yang semakin tinggi. Apalagi, harga minyak saat ini sudah menyentuh level US$ 75 per barel.
"Ya itu kan berdasarkan ada bahan bakunya tinggi, kan komponen bahan baku kan minyak mentah dunia kan sudah tinggi," jelasnya.
Meski demikian, dia mengatakan, tak semua wilayah harga Pertamax-nya naik. Dia menuturkan, beberapa wilayah di Indonesia bagian timur seperti Papua dan Maluku justru mengalami penurunan harga.
"Ada yang turun, di daerah Papua, Maluku, Maluku Utara, NTT itu turun," tutupnya.
Kenaikan harga Pertamax di Jakarta per 1 Juli tercatat sebesar Rp 600, dari Rp 8.900 menjadi Rp 9.500 per liter. Sementara harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 10.700 per liter dari sebelumnya Rp 10.100 per liter, harga Dexlite naik menjadi Rp 9.000 per liter dari sebelumnya Rp 8.100 per liter dan Pertamina Dex naik Rp 500 dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500.
Sepanjang 2018 saja, harga Pertamax sudah empat kali naik sejak Januari. Tapi harga BBM non subsidi ini sebetulnya dikenal fluktuatif mengikuti harga minyak dunia.
Harga jenis BBM dengan kualitas di atas RON 90 tersebut tak melulu naik setiap tahun. Berdasarkan catatan detikFinance, Senin (2/7/2018), dalam kurun waktu 2014-2016, harga Pertamax tercatat pernah turun 11 kali.
Di tahun 2014, harga Pertamax sempat turun dua kali yakni di bulan Januari dan November. Sedangkan di 2015, harga Pertamax turun dua kali lebih sering masing-masing di bulan Januari, Agustus, September dan Oktober.
Dan di 2016, harga Pertamax sempat turun lima kali masing-masing di bulan Januari, Februari dan Maret. Penurunan harga Pertamax tertinggi terjadi di bulan Januari 2015 yakni dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600/liter.
Berikut riwayat turunnya harga Pertamax sepanjang 2014-2016:
2014
15 Januari: dari Rp 11.400 ke Rp 11.000/liter
24 November: Rp 10.200 ke Rp 9.950/liter
2015
1 Januari : Rp 8.500 ke Rp 7.600/liter
17 Agustus : Rp 9.450/liter menjadi Rp 9.300/liter
1 September: Rp 9.350 menjadi Rp 9.000/liter
15 Oktober: Rp 9.000 menjadi Rp8.850/liter
2016
5 Januari : Rp 8.650 menjadi Rp 8.450/liter
5 Februari : Rp 8.350 menjadi Rp 8.150/liter
1 Maret : Rp 8.150 menjadi Rp 7.950/liter
30 Maret: Rp 7.950 - Rp 7.550/liter
15 Mei: Rp 7.550 menjadi Rp 7.350/liter. det
Dikutip laman Pertamina, harga Pertamax di Jakarta per 1 Juli sebesar Rp 9.500 per liter atau naik Rp 600 dibanding sebelumnya Rp 8.900 per liter.
Harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 10.700 per liter dari sebelumnya Rp 10.100 per liter. Harga Dexlite naik menjadi Rp 9.000 per liter dari sebelumnya Rp 8.100 per liter. Selanjutnya, Pertamina Dex naik Rp 500 dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500.
Sementara, harga bahan bakar Pertalite, Pertamax Racing, dan Solar non subsidi tak mengalami perubahan harga.
Kenaikan harga ini menyita perhatian masyarakat. Sebab, Pertamina seolah tak memberi sinyal akan kenaikan tersebut. Apa sebabnya? Apakah kenaikan Pertamax Cs di semua wilayah? Berikut berita selengkapnya:
Beberapa jenis BBM di sejumlah mengalami kenaikan. Jenis BBM yang mengalami kenaikan itu yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Sedangkan, Premium dan Solar yang diatur pemerintah harganya tetap.
"Premium tetap, karena Premium dan Solar itu jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP), itu ditetapkan oleh pemerintah," kata VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (2/6/2018).
"Premium tetap karena Premium kan pemerintah yang menetapkan harganya tetap, solar juga tetap. Yang disesuaikan hanya Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Hanya 4 itu saja," sambungnya.
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, Pertamina tidak berkewajiban melakukan sosialisasi untuk menaikkan harga bahan bakar tersebut. Terkait kenaikan harga bahan bakar ini, Pertamina mengacu Perpres 191 Tahun 2014 yang telah direvisi dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34 Tahun 2018.
Adiatma mengatakan, terkait penetapan harga dilakukan oleh badan usaha. Kemudian, badan usaha melaporkannya ke Kementerian ESDM.
"Untuk aturan apakah perlu sosialisasi atau tidak, itu kan patuh undang-undang kemudian Perpres 191 yang direvisi, kemudian Permen 34 itu tidak dibutuhkan sosialisasi," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Senin (2/7/2018).
Kenaikan harga bahan bakar itu juga seperti yang dilakukan oleh badan usaha lain. Bahkan, kompetitor seperti Total dan Shell sudah lebih dulu menaikan harga.
"Sama dengan kompetitor kalau naikin nggak usah sosialisasi, pers release, dan mereka sudah naikin di awal Juni sebelum mudik," kata dia.
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, harga Pertamax Cs di Indonesia bagian timur mengalami penurunan harga.
"Untuk daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo harga Pertamax diturunkan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan BBM berkualitas dan disesuaikan dengan daya beli sasyarakat. Sebagai contoh di Maluku dan Papua, harga Pertamax diturunkan menjadi Rp 9.700/liter," kata dia kepada detikFinance, Senin (2/7/2018).
Berikut datanya:
1. Nusa Tenggara Timur: Pertamax Rp 9.600 turun ke Rp 9.500
Pertamax Turbo Rp 11.650 turun ke Rp 10.700
2. Gorontalo: Pertamax Rp 9.800 turun ke Rp 9.700
Pertamax Turbo Rp 11.300 turun ke Rp 10.900
3. Maluku: Pertamax Rp 10.250 turun ke Rp 9.700
4. Maluku Utara: Pertamax Rp 11.750 turun ke Rp 9.700
5. Papua: Pertamax Rp 11.050 turun ke Rp 9.700
6. Papua Barat: Pertamax Rp 11.550 turun ke Rp 9.700
Adiatma menjelaskan, untuk penyesuaian harga BBM umum selengkapnya di beberapa daerah, bisa dilihat di website Pertamina yaitu https://www.pertamina.com/id/news-room/announcement/daftar-harga-bbk-tmt-1-juli-2018
PT Pertamina (Persero) tak khawatir konsumen meninggalkan produk Pertamax Cs usai menaikkan harganya di sejumlah wilayah. Perseroan yakin konsumen tetap memakai produk Pertamax Cs.
VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, konsumen semakin lama semakin cerdas. Menurutnya, konsumen akan tetap menggunakan bahan bakar berkualitas baik seperti Pertamax karena memperhitungkan kebutuhan mesin.
"Karena konsumen makin cerdas dan sudah paham kualitas, mesin harus pakai RON tinggi, diharapkan menggunakan itu," ujar dia kepada detikFinance di Jakarta, Senin (2/7/2018).
Adiatma menjelaskan, naiknya harga Pertamax Cs mempertimbangkan harga minyak mentah dunia yang semakin tinggi. Apalagi, harga minyak saat ini sudah menyentuh level US$ 75 per barel.
"Ya itu kan berdasarkan ada bahan bakunya tinggi, kan komponen bahan baku kan minyak mentah dunia kan sudah tinggi," jelasnya.
Meski demikian, dia mengatakan, tak semua wilayah harga Pertamax-nya naik. Dia menuturkan, beberapa wilayah di Indonesia bagian timur seperti Papua dan Maluku justru mengalami penurunan harga.
"Ada yang turun, di daerah Papua, Maluku, Maluku Utara, NTT itu turun," tutupnya.
Kenaikan harga Pertamax di Jakarta per 1 Juli tercatat sebesar Rp 600, dari Rp 8.900 menjadi Rp 9.500 per liter. Sementara harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 10.700 per liter dari sebelumnya Rp 10.100 per liter, harga Dexlite naik menjadi Rp 9.000 per liter dari sebelumnya Rp 8.100 per liter dan Pertamina Dex naik Rp 500 dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500.
Sepanjang 2018 saja, harga Pertamax sudah empat kali naik sejak Januari. Tapi harga BBM non subsidi ini sebetulnya dikenal fluktuatif mengikuti harga minyak dunia.
Harga jenis BBM dengan kualitas di atas RON 90 tersebut tak melulu naik setiap tahun. Berdasarkan catatan detikFinance, Senin (2/7/2018), dalam kurun waktu 2014-2016, harga Pertamax tercatat pernah turun 11 kali.
Di tahun 2014, harga Pertamax sempat turun dua kali yakni di bulan Januari dan November. Sedangkan di 2015, harga Pertamax turun dua kali lebih sering masing-masing di bulan Januari, Agustus, September dan Oktober.
Dan di 2016, harga Pertamax sempat turun lima kali masing-masing di bulan Januari, Februari dan Maret. Penurunan harga Pertamax tertinggi terjadi di bulan Januari 2015 yakni dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600/liter.
Berikut riwayat turunnya harga Pertamax sepanjang 2014-2016:
2014
15 Januari: dari Rp 11.400 ke Rp 11.000/liter
24 November: Rp 10.200 ke Rp 9.950/liter
2015
1 Januari : Rp 8.500 ke Rp 7.600/liter
17 Agustus : Rp 9.450/liter menjadi Rp 9.300/liter
1 September: Rp 9.350 menjadi Rp 9.000/liter
15 Oktober: Rp 9.000 menjadi Rp8.850/liter
2016
5 Januari : Rp 8.650 menjadi Rp 8.450/liter
5 Februari : Rp 8.350 menjadi Rp 8.150/liter
1 Maret : Rp 8.150 menjadi Rp 7.950/liter
30 Maret: Rp 7.950 - Rp 7.550/liter
15 Mei: Rp 7.550 menjadi Rp 7.350/liter. det
IKLAN 1
Ini Alasan Jokowi Tak Perlu Umumkan Kenaikkan Harga BBM
Reviewed by Meme Politik Indonesia
on
Juli 02, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: