IKLAN ATAS ARTIKEL
IKLAN 1
IKLAN TENGAH ARTIKEL
Terpopuler Hari Ini:
IKLAN TENGAH ARTIKEL 2Komunitas Relawan Sadar (Korsa) membagikan takjil yang ditempeli stiker #2019GantiPresiden. Takjil ini pun menjadi pro-kontra. Apa reaksi Istana?
"Naudzubillahimindzalik," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Deseminasi Informasi Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, saat dihubungi detikcom, Jumat (25/5/2018).
Ngabalin mempersilakan melakukan apa saja untuk elektabilitas. Bahkan, dia juga menyindir untuk tidak hanya membuat takjil, tapi taraweh ganti presiden.
"Apa saja yang bisa mereka lakukan, lakukanlah untuk menaikkan elektabilitas, mempopulerkan dan segala macam, silakan saja. Apa saja yang mereka bikin, sesuka hatinya, mau nanti tarawih lagi, tarawih ganti presiden boleh, mau subuh ganti presiden, mau salat malam ganti presiden, mana-mana saja, sesuka hatinya, sepuas hatinya," ujarnya.
Menurutnya, politik merupakan seni mengelola pikiran, rasa, dan hati. Dia meminta pihak lawan sabar menunggu waktu kampanye.
Politik itu kan indah, politik itu kan seni dalam mengelola pikiran, rasa dan hati untuk perbuatan. Sabar-sabar sedikit kenapa sih, ada waktunya, jadi sabar-sabar saja. Jadi nanti kalau semakin banyak gaya yang tidak masuk akal, tidak rasional, nanti orang menilai 'kepingin berkuasa kebelet banget sih?'" tuturnya.
Dalam takjil yang dibagikan itu, ada juga tulisan #2019GantiPresiden. Ada dua banner yang juga terpampang di lokasi bertulisan 'Takjil Gratis Buka Puasa #2019GantiPresiden'.
Ketua Korsa Amirullah Hidayat mengatakan rencana pembagian takjil itu akan berlangsung selama 20 hari ke depan, dimulai dari kemarin. Ia mengatakan kemarin ada 300 takjil yang dibagikan di depan Masjid Cut Meutia itu.
"Kegiatan hari ini kita melakukan pembagian takjil bagi masyarakat yang ingin untuk buka puasa, takjil #2019GantiPresiden. Program ini adalah untuk mengingatkan rakyat Indonesia bahwa 2019 Jokowi cukup harus diganti, cukup sampai di situ aja," kata Amirullah.
(idh/van)
"Naudzubillahimindzalik," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Deseminasi Informasi Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, saat dihubungi detikcom, Jumat (25/5/2018).
Ngabalin mempersilakan melakukan apa saja untuk elektabilitas. Bahkan, dia juga menyindir untuk tidak hanya membuat takjil, tapi taraweh ganti presiden.
"Apa saja yang bisa mereka lakukan, lakukanlah untuk menaikkan elektabilitas, mempopulerkan dan segala macam, silakan saja. Apa saja yang mereka bikin, sesuka hatinya, mau nanti tarawih lagi, tarawih ganti presiden boleh, mau subuh ganti presiden, mau salat malam ganti presiden, mana-mana saja, sesuka hatinya, sepuas hatinya," ujarnya.
Menurutnya, politik merupakan seni mengelola pikiran, rasa, dan hati. Dia meminta pihak lawan sabar menunggu waktu kampanye.
Politik itu kan indah, politik itu kan seni dalam mengelola pikiran, rasa dan hati untuk perbuatan. Sabar-sabar sedikit kenapa sih, ada waktunya, jadi sabar-sabar saja. Jadi nanti kalau semakin banyak gaya yang tidak masuk akal, tidak rasional, nanti orang menilai 'kepingin berkuasa kebelet banget sih?'" tuturnya.
Dalam takjil yang dibagikan itu, ada juga tulisan #2019GantiPresiden. Ada dua banner yang juga terpampang di lokasi bertulisan 'Takjil Gratis Buka Puasa #2019GantiPresiden'.
Ketua Korsa Amirullah Hidayat mengatakan rencana pembagian takjil itu akan berlangsung selama 20 hari ke depan, dimulai dari kemarin. Ia mengatakan kemarin ada 300 takjil yang dibagikan di depan Masjid Cut Meutia itu.
"Kegiatan hari ini kita melakukan pembagian takjil bagi masyarakat yang ingin untuk buka puasa, takjil #2019GantiPresiden. Program ini adalah untuk mengingatkan rakyat Indonesia bahwa 2019 Jokowi cukup harus diganti, cukup sampai di situ aja," kata Amirullah.
(idh/van)
IKLAN 1
Miris dengan MunculnyaTakjil #2019GantiPresiden, Ali Ngabalin: 'Naudzubillahimindzalik'
Reviewed by Bang Sarap
on
Mei 25, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: