IKLAN ATAS ARTIKEL
IKLAN 1
IKLAN TENGAH ARTIKEL
Terpopuler Hari Ini:
IKLAN TENGAH ARTIKEL 2POSTINGAN mantan anak buah Ahok di twitter tentang kejanggalan di Rehab total sekolah senilai Rp 1,8 trilliun membuat warganet beraksi.
Ismail A Anshori, mantan anak buah Ahok, membeberkan keanehan Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov DKI pada lelang Rehab total sekolah Rp 1,8 Triliun tahun 2018 ini.
Para warganet pun berkomentar usai Ismail membeberkan keanehan-keanehan tersebut. Bahkan salah satu warganet berharap predikat WTP yang didapat Pemprov era Anies-Sandi segera berubah jadi OTT KPK.
'Klo begitu ceritanya,semoga aja WTP segera menjadi OTT. Biar terbukti siapa yg mau kerja, atau siapa yg hanya mau berkuasa,' tulis @arif_rasuno.
PostinganIsmail Al Anshori sudah 139 kali diretweets sampai Jumat (8/6/2018) pagi, sejak di twit pada Kamis (7/6/2018) malam.
Dalam postingannya di Twitter, Ismail mempermasalahkan mengenai pemunduran dan pemadatan jadwal lelang.
Ismail merasa aneh dengan pemunduran jadwal dimana seharusnya Kamis (7/6/2018) diumumkan hasil evaluasi teknis (sampul 1), tetapi panitia memundurkan jadwal ke Jumat (8/6/2018).
'Tanggal 8 Juni sekaligus buka harga (sampul 2), upload BAHP & penetapan.Kenapa kok semua ditumpuk di dalam 1 hari???' tulis Ismail.
Ismail menulis lagi bahwa setelah penetapan pemenang,ada masa sanggah tanggal 9 - 12 Juni yang masuk masa libur PNS. 'Artinya, kalo lihat timeline di atas, kelihatan banget panitia lelang memaksa kepala Disdik DKI utk menetapkan pemenang secara terburu-buru tanpa bisa ngecek lagi. Bahaya ini,' tulis Ismail.
Padahal, tulis Ismail, di lelang Rehab total sejak awal Disdik dan BPPBJ DKI sudah berantem. Penyebabnya Disdik menolak salah satu peserta lelang,yakni PT Murni Konstruksi Indonesia (PT MKI) apabila diusulkan jadi pemenang.
Penyebabnya hasil kerja PT MKI yang buruk di proyek sebelumnya, yakni proyek Rehab berat 119 sekolah 2017.
'Masalahnya, karena nilai paket di atas Rp 100 M, maka penetapan pemenang oleh pengguna anggaran (PA), yaitu kepala dinas pendidikan.Artinya karena kadisdik bukan panitia lelang,maka dia butuh 3- 5 hari dari laporan hasil pelelangan menuju penetapan pemenang.Ini kenapa ditumpuk 1 hari?,' tulis Ismail.
Ismail pun menunjukkan keanehan jadwal lelang Rehab total sekolah yang dipostingnya :
Menurut Tom,kepala BPPBJ DKI cenderung abai dengan cara kerja anak buahnya yang aneh, dan Pokja tertentu BPPBJ DKI bekerja dengan cara yang aneh.
"Harusnya sih ini dicopot saja kepala BPPBJ DKI dan Ketua Pokja tertentunya. Itu harus dicopot. Mereka bikin jadwal lelang yang begitu janggal dan aneh," ujar Tom.
Menurut Tom, tindakan mempersempit jadwal agar Kepala Disdik DKI kesulitan merupakan tindakan yang amat culas.
Sebagai anggota presidum relawan Anies-Sandi, Tom Pasaribu mengaku prihatin terhadap kinerja anak buah Anies Baswedan seperti yang ada di BPPBJ DKI.
"Orang-orang seperti ini culas. Harusnya cepet-cepet disingkirkan orang-orang seperti ini. Saya khawatir kinerja Anies-Sandi jadi rusak gara-gara segelintir orang kayak begini," ujar Tom.
www
Ismail A Anshori, mantan anak buah Ahok, membeberkan keanehan Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov DKI pada lelang Rehab total sekolah Rp 1,8 Triliun tahun 2018 ini.
Para warganet pun berkomentar usai Ismail membeberkan keanehan-keanehan tersebut. Bahkan salah satu warganet berharap predikat WTP yang didapat Pemprov era Anies-Sandi segera berubah jadi OTT KPK.
'Klo begitu ceritanya,semoga aja WTP segera menjadi OTT. Biar terbukti siapa yg mau kerja, atau siapa yg hanya mau berkuasa,' tulis @arif_rasuno.
PostinganIsmail Al Anshori sudah 139 kali diretweets sampai Jumat (8/6/2018) pagi, sejak di twit pada Kamis (7/6/2018) malam.
Dalam postingannya di Twitter, Ismail mempermasalahkan mengenai pemunduran dan pemadatan jadwal lelang.
Ismail merasa aneh dengan pemunduran jadwal dimana seharusnya Kamis (7/6/2018) diumumkan hasil evaluasi teknis (sampul 1), tetapi panitia memundurkan jadwal ke Jumat (8/6/2018).
'Tanggal 8 Juni sekaligus buka harga (sampul 2), upload BAHP & penetapan.Kenapa kok semua ditumpuk di dalam 1 hari???' tulis Ismail.
Ismail menulis lagi bahwa setelah penetapan pemenang,ada masa sanggah tanggal 9 - 12 Juni yang masuk masa libur PNS. 'Artinya, kalo lihat timeline di atas, kelihatan banget panitia lelang memaksa kepala Disdik DKI utk menetapkan pemenang secara terburu-buru tanpa bisa ngecek lagi. Bahaya ini,' tulis Ismail.
Padahal, tulis Ismail, di lelang Rehab total sejak awal Disdik dan BPPBJ DKI sudah berantem. Penyebabnya Disdik menolak salah satu peserta lelang,yakni PT Murni Konstruksi Indonesia (PT MKI) apabila diusulkan jadi pemenang.
Penyebabnya hasil kerja PT MKI yang buruk di proyek sebelumnya, yakni proyek Rehab berat 119 sekolah 2017.
'Masalahnya, karena nilai paket di atas Rp 100 M, maka penetapan pemenang oleh pengguna anggaran (PA), yaitu kepala dinas pendidikan.Artinya karena kadisdik bukan panitia lelang,maka dia butuh 3- 5 hari dari laporan hasil pelelangan menuju penetapan pemenang.Ini kenapa ditumpuk 1 hari?,' tulis Ismail.
Ismail pun menunjukkan keanehan jadwal lelang Rehab total sekolah yang dipostingnya :
Menurut Tom,kepala BPPBJ DKI cenderung abai dengan cara kerja anak buahnya yang aneh, dan Pokja tertentu BPPBJ DKI bekerja dengan cara yang aneh.
"Harusnya sih ini dicopot saja kepala BPPBJ DKI dan Ketua Pokja tertentunya. Itu harus dicopot. Mereka bikin jadwal lelang yang begitu janggal dan aneh," ujar Tom.
Menurut Tom, tindakan mempersempit jadwal agar Kepala Disdik DKI kesulitan merupakan tindakan yang amat culas.
Sebagai anggota presidum relawan Anies-Sandi, Tom Pasaribu mengaku prihatin terhadap kinerja anak buah Anies Baswedan seperti yang ada di BPPBJ DKI.
"Orang-orang seperti ini culas. Harusnya cepet-cepet disingkirkan orang-orang seperti ini. Saya khawatir kinerja Anies-Sandi jadi rusak gara-gara segelintir orang kayak begini," ujar Tom.
www
IKLAN 1
Warganet Doakan WTP Pemprov era Anies-Sandi Berubah Jadi OTT KPK
Reviewed by Bang Sarap
on
Juni 07, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: